Kilas Sejarah Perjalanan Kereta Api di Temanggung
Bagi masyarakat Temanggung untuk bias kembali menikmati jasa transportasi kereta api saat ini hanya tinggal kenangan. Pasalnya jasa transportasi kereta api di Temanggung sudah lama tidak diaktifkan, artinya sudah ditiadakan.Padahal saat masyarakat Temanggung sangat mengharapkan kembali adanya jalur jasa transportasi kereta api menuju dari Temanggung, Yogyakarta, Semarang maupun dari Temanggung menuju Jakarta.
Stasiun kereta api Temanggung Tahun 1911 di banyurip (dulu)
Stasiun kereta api Temanggung di banyurip (sekarang) kini di alih fungsikan menjadi "Gedung juang"
Dulu di Kabupaten Temanggung pernah ada jalur kereta api menuju Magelang, Yogyakarta, bahkan jalur kereta api yang ada masa lalu juga melayani jalur Temanggung ke Jakarta, tapi saat ini sudah menghilang tidak ada lagi.
stasiun kereta api di Banyurip Temanggung tahun 1907
Sejarahnya jalur transportasi kereta api di Temanggung berawal pada tahun sesudah di bangunnya jalur kereta api antara Semarang dan Tanggung di Grobogan, maka berturut-turut di bangunlah pula jalur-jalur kereta api yang baru diberbagai kota di tanah Jawa. Termasuk pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Magelang dengan kota-kota sekitarnya. Misalnya jalur Magelang - Secang yang beroperasi pada tanggal 15 Mei 1903.
jalur kereta api Temanggung - Secang Tahun 1910
jalur Secang - Temanggung beroperasi 3 Januari 1907, jalur Secang - Ambarawa beroperasi 1 Februari 1905 dan jalur Temanggung - Parakan beroperasi 1 Juli 1907.Keberadaa jalur kereta api di Temanggung ternyata sejarahnya dari tidak terlepasnya proses pembangunanjalur kereta api antara Ambarawa-Secang, Magelang-Secang dan Secang-Temanggung-Parakan, tentunya tidak bisa melupakan jasa seorang aannemer/pemborong bernamaHo Tjong An.
jalur kereta api Temanggung - Semarang tahun 1908.
Ho Tjong An sendiri terlahir di Tungkwan, Canton Cina pada tahun 1841.Ho Tjong An sebagai seorang insinyur yang tentunya sudah mempunyai pemikiran modern waktu itu, insinyur yang lahir di Tungkwan, Canton pada tahun 1841 tersebut tetap menggaji kuli lokal, serta menghargai kepercayaan lokal dimana pada waktu itu, masyarakat pribumi masih banyak yang percaya terhadap batu. pohon, makam, dan kawasan yang dikeramatkan. Maka dari itu, sengaja membelokkan beberapa jalur kereta api tersebut karena jika tidak dilaksanakan,kuli tidak akan mau untuk mengerjakan.Belokan belokan ini terjadi di Payaman – Secang, dan daerah perbatasan Magelang – Temanggung di barat Secang sampai di Kota Temanggung.
jalur rel kereta api Temanggung - Jogja 1907
Sejarah selanjutnya, di stasiun Secang merupakan stasiun paling strategis di seputar Magelang dan Temanggung. Hal ini karena posisinya yang berada di 3 jalur, yaitu antara Magelang, Temanggung - Parakan dan Ambarawa.
peta jalur kereta api di Temanggung tahun 1903.
Stasiun Secang menuju Temanggung melewati stasiun kecil yaitu Stasiun Kranggan.
Bangunan bekas stasiun Kranggan.
Stasiun Kranggan juga berfungsi mengangkut hasil bumi masyarakat sekitar. Di stasiun ini juga pernah menjadi saksi tergulingnya gerbong kereta yang terlepas dari lokonya. Peristiwa ini membawa korban yang sangat banyak.Sementara itu di jalur kereta pai antara Stasiun Temanggung - Parakan terdapat Stasiun Kedu yang berada di sisi jalan raya. Di wilayah Dusun Watukarung Desa Campursari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung, terdapat jalur kereta api yang melintang di atas jalan raya, mirip dengan Plengkung yang ada di Kota Magelang.
sebuah kereta berhenti di wilayah kedu
Bangunan bekas Stasiun Kedu yang kini di alih fungsikan menjadi kantor sekertariat Pepabri.
Antara jalur kereta api ini dari Stasiun Kedu sampai dengan Parakan rutenya di buat memutar. Hal ini dikarenakan jalan yang sedikit menanjak. Menurut sejarahnya Stasiun Kedu dibangun pada tahun 1907 oleh NIS. Pada masanya stasiun ini melayani angkutan penumpang dan barang. Stasiun ini masih beroperasi hingga dekade 1970-an dan kemudian ditutup pada tahun 1973 karena menurunnya jumlah penumpang. Bekas bangunan stasiun kini digunakan oleh Pepabri sebagai kantor sekretariat.
Sedangkan Stasiun Parakan gaya arsitektur bangunan pun sangat istimewa.Bisa dikatakan persis dengan Stasiun Temanggung.
stasiun kereta api parakan tahun 1911
stasiun kereta api parakan sekarang
Stasiun Parakan adalah stasiun pemberhentian terakhir kereta api dari Secang. Stasiun ini didirikan oleh NIS pada tahun 1907. Pada masanya stasiun ini memiliki fasilitas yang lengkap seperti gudang, dipo kereta api dan dipo lokomotif. Stasiun ini masih ramai oleh penumpang pada tahun 1970-an kemudian selang tak berapa lama pada tahun 1973 stasiun ini resmi ditutup seiring ditutupnya jalur dari Secang karena jumlah penumpang yang turun drastis. Kini area sekitar bangunan Stasiun Parakan dimanfaatkan sebagai tempat parkir truk-truk angkutan barang yang melakukan distribusi barang di Pasar Parakan.
bekas jalur kereta api di atas kali kuwas Temanggung.
Tak bisa dibayangkan keindahannya seumpama jembatan tersebut masih aktif dilalui kereta api, pasti akan memberikan pemandangan yang luar biasa indahnya. Saat itu saya mencoba untuk menjangkau lebih dekat kearah jembatan untuk melihat kondisinya secara lebih detail. Di sebuah perkampungan yang letaknya tepat di bawah jembatan melalui sebuah gang kecil dari jalan raya. Warna sawah yang hijau serta jernihnya air sungai menambah keindahan pemandangan di lokasi tersebut.
kereta api sedang melintasi jalur rel di "kali kuwas" Temanggung (dulu) tahun 1910
Penampakan jalur kereta api di kali kuwas Temanggung (sekarang)
Kini zaman telah berubah, dan berubah pula kondisi sejarah perkeretaan api di Temanggung. Di zaman era kepemimpinan presiden Soehato terjadilah perubahan besar-besaran, yaitu adanya pembangunan berbagai jenis industri didirikan, termasuk pabrikotomotif.Selain itu dilakukannya pembenahan intrastuktur jalan raya dilakukan dengan cara pelebaran dan penghalusan dengan aspal.
jalur kereta api jembatan kali kuwas Temanggung (1924)
Lokomotif kereta api sedang melintasi kali kuas (1920)
Sebenarnya pembuatan jalur kereta api ini adalah yang berbentuk Eksploitasi Kolonial Abad 11 dimana Belanda ingin memudahkan pengiriman hasil bumi dan salah satunya adalah membuat linekereta api, dan juga pembuatan jalan - jalan yang menghubungkan daerah-daerah penghasil hasil bumi seperti Muntung, Kaloran, dan Parakan diperbaiki pada 1870. Pada tahun ini jalan-jalan yang sebelumnya hanya bisa dilewati kuda, kemudian, diperlebar dan di perkeras dengan batu dan kerikil selebar 2 meter. Sedangkan jalan Pos–jalan patroli militer Belanda–seperti di Pingit yang menghubungkan Ambarawa dan Magelang di perlebar menjadi 6 meter.
sisa-sisa bekas jalur rel kereta api di jembatan plengkung campursari bulu Temanggung
Sekarang jalur Kereta api Parakan - Temangung sudah tidak ada lagi dan sudah tidak tersisa, yang yang masih menjadi saksi bisu adanya bangunan Stasiun dan jembatan. Sedang bekas-bekas jalur rel kereta api Parakan – Temanggung saat ini telah berubah menjadi perkampungan, salah satunya berada di Kecamatan Kedu.
By : AseliTemanggungcom
Komentar
Posting Komentar